Gapemasda Berikan Bimbingan Kepribadian Bagi Klien Bapas Kelas II Sambas

Editor: Admin author photo

Ket: Lembaga Pengembangan Masyarakat Pedesaan (Gapemasda) memberikan bimbingan kepada Klien di Balai Pemasyarakatan Kelas II Sambas (BAPAS). 

Kabarsambas.com – Lembaga Pengembangan Masyarakat Pedesaan (Gapemasda) memberikan bimbingan kepada Klien di Balai Pemasyarakatan Kelas II Sambas (BAPAS). 


Hal ini dilakukan merupakan tidak lanjut Kerjasama dengan Bapas kabupaten sambas untuk memberikan bimbingan klien bapas berkaitan dengan hak -hak bagi Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP). Selasa (9/5/2023)


Direktur Gapemasda Aan Sumantri menyampaikan bahwa Hak BWBLP untuk berpartisipasi dalam pembangunan sangat penting setidaknya dapat memberikan masukan dan pembelajaran kepada masyarakat agar kesalahan yang pernah dilakukan tidak terulang kepada masyarakat yang lain. 


“Klien Bapas merupakan seseorang yang berada dalam bimbingan Bapas untuk mendapatkan bimbingan kemandirian, bimbingan kepribadian, peningkatan ketaqwaan dan pembinaan bakat dan keterampilan,” katanya. 


Aan sumantri menyampaikan bahwa yang terpenting adalah menjaga kepercayaan diri ketika bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat. 


"Setidaknya pada internal Bapak Ibu harus menjadi pribadi yang terbuka, mau bersosialisasi dengan lingkungan, tidak menutup diri atau merasa lebih rendah dari masyarakat lainnya. Ini bisa dimulai dari bersosialisasi dengan keluarga, teman terdekat atau lingkungan yang positif terlebih dahulu,” ujarnya. 


Direktur Gapemasda juga menyampaikan dalam tataran masyarakat dan layanan pemerintah tidak boleh ada diskriminasi terhadap BWBLP dan mereka memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pembangunan.


“Kita harus menyadari bahwa tidak semua orang yang dilapas adalah orang jahat pun sebaliknya tidak semua orang di luar lapas adalah orang baik,” ungkapnya.


Aan juga meminta para klien Bapas untuk menuliskan harapan dan kehawatiran klien Bapas apabila kembali ke tengah-tengah masyarakat.  


Sementara Klien Bapas berinisial J menyampaikan bahwa kehawatiran terbesar justru kepada anak dan keluarga.


“Bagi saya kehawatiran terbesar adalah kepada mental anak dan keluarga serta stigma masyarakat kepada keluarga, saya yang menjalani hukuman tidak begitu berat karena makan disiapkan, tidur dijaga, serta diberikan bimbingan dan pelatihan,” tuturnya.


Dirinya merasa bersyukur masih diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan keluarga setidaknya bisa memberikan kabar dan ketenangan kepada anak dan keluarga.


"Harapan lain juga disampaikan oleh klien diantaranya agar kehadiran mereka diterima oleh masyarakat serta adanya peluang pekerjaan yang dapat mereka lakukan,” Pungkasnya. (Red)

Share:
Komentar

Berita Terkini