Ket: Fahrur Rofi Berkeyakinan Sambas Mampu Menurunkan Angka Stunting Nasional |
Kabarsambas.com - Angka prevalensi stunting Kabupaten Sambas masih tergolong cukup tinggi. Kabupaten Sambas berada pada urutan ke empat se Provinsi Kalbar dengan angka stunting sebesar 32,6 persen.
Namun Pemerintah Kabupaten Sambas tetap optimis bisa mencapai target penurunan stunting nasional.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi saat diwawancarai usai menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 29 bersama Presiden secara virtual pada Kamis (7/7). Agenda tersebut juga dihadiri Sekretaris BKKBN perwakilan Kalbar, Abdul Rahman.
Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi mengatakan dalam upaya percepatan penurunan stunting berbagai upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sambas. Dengan upaya tersebut Pemerintah Kabupaten Sambas optimis bisa mencapai target yang diberikan Presiden yakni angka stunting 14 persen pada 2024 mendatang.
"Kabupaten Sambas urutan nomor empat se Kalbar dengan 32,6 persen. Ini menjadi tantangan sendiri tetapi kita optimis bisa ditekan sesuai arahan Presiden," ucap Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi.
Dirinya menyebutkan beberapa langkah yang dilakukan diantaranya dengan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Hingga saat ini sudah terbentuk 193 tim TPPS ditingkat desa diseluruh Kabupaten Sambas. Lalu juga sudah dibentuk pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Selanjutnya langkah lain yakni rembuk stunting yang sudah hampir rampung diseluruh desa. Kemudian tim audit stunting yang Surat Keputusan (SK)nya sudah diterbitkan. Kemudian sosialisasi percepatan penurunan stunting melalui khotbah jumat bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Lalu MoU dengan Kementrian Agama juga dilakukan untuk program pendampingan calon pengantin," jelasnya.
Rofi mengungkapkan upaya intevensi spesifik juga dilakukan diantaranya dengan peningkatan kunjungan ANC (Antenatal Care) atau pemeriksaan kehamilan minimal enam kali kunjungan. Lalu kelas ibu hamil dengan melibatkan majelis taklim serta kelas calon pengantin (catin) yang sudah dijalankan.
"Balita yang memiliki masalah gizi juga ditangani lebih di puskesmas kalau tidak langsung ke pusat pemulihan gizi atau RSUD Sambas sudah kita buka jalurnya," ungkapnya.
Dirinya menjelaskan upaya pencegahan juga dilakukan dengan pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri di sekolah dan posyandu remaja. Selain itu upaya intervensi sensitif juga dilakukan melalui program jamban sehat melalui dari pemda maupun pusat.
Selanjutnya program fasilitasi air minum layak yang juga masih berjalan hingga saat ini. Hal tersebut dalam upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat di pedesaan. Lalu fortifikasi melalui penyebaran benih bernutrisi bernutri zinc yang disebarkan ke titik-titik yang beresiko besar stunting.
"Lalu pemberian materi stunting bagi calon pengantin BP4 di Kantor Urusan Agaman (KUA) kecamatan," Pungkasnya. (Sai)