Poltesa Berhasil Produksi Bubbor Paddas Instan

Editor: Admin author photo

Ket : Poltesa Berhasil Produksi Bubbor Paddas Instan.

Kabarsambas.com - Bubbor Paddas merupakan makanan khas melayu Kabupaten Sambas. Bubor Paddas sering dihidangkan saat ada acara-acara tertentu.


Inovasi terkait makanan tradisional tersebut terus berkembang. Salah satu yang diupayakan oleh perguruan tinggi Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) dengan menjadikan bubur paddas dalam bentuk kemasan instan.



Tim Inventor Bubor Paddas Instan Cup Rozana, S.TP., M.Si., mengatakan bahwa Bubor Paddas adalah makanan khas Melayu Kabupaten Sambas yang paling ikonik diantara makanan yang lainnya serta alasan lainnya juga dikarenakan Bubor Paddas dapat diterima oleh masyarakat luar Kabupaten Sambas dan diluar kalangan Suku Melayu. 


"Memang Bubor Paddas paling ikonik, sebenarnya Bubor paddas adalah makanan khas suku Melayu pada umumnya, namun yang paling terkenal ada bubur pedas Sambas. Bubor Paddas sudah banyak dicoba atau dicicip orang luar, dan cita rasa bubur pedas dapat diterima oleh masyarakat di luar Kabupaten Sambas atau diluar kalangan Suku Melayu," katanya. 


Rozana juga menceritakan awal mula ide untuk membuat bubur pedas instan yang merupakan diinisiasi oleh dirinya sendiri, lalu dilanjutkan pada kegiatan PKM pada tahun 2020. Meski sempat terhenti pengembangannya pada tahun 2021, berkat dorongan semangat Kaprodi Agroindustri Pangan dan Direktur Poltesa akhirnya pengembangan Bubor Paddas Instant tersebut diproduksi kembali. 


"Ide awal untuk membuat bubur pedas instan adalah saya sendiri, tentu atas dorongan cita-cita banyak kawan-kawan. Kemudian pertama kali di eksekusi pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tahun 2020 yang bermitra dengan Desa Trigadu, Kecamatan Galing. Tim pengabdian masyarakat tersebut terdiri dari Ibu Nur Istiqomah, Bapak Kiki Kristiandi, Ibu Asti Febrina, dan saya. Namun kegiatan pengembangan sempat terhenti di tahun 2021. Kemudian di tahun 2022, dengan semangat dan dorongan besar dari Kaprodi Agroindustri Pangan, serta Direktur Politeknik Negeri Sambas, kegiatan pengembangannya kembali diintensifkan. Hingga diperoleh formulasi yang sudah diproduksi massal seperti saat ini," ungkapnya. 


Ia juga menuturkan bahwa setelah melalui testimoni, Bubor Paddas Instant diproduksi massal pada Mei 2022 dan harga jual tersebut Rp. 20.000/cup. 


"Testimoni pertama pada tahun 2020, kemudian dilanjut testimoni kedua di tahun 2022 awal lalu testimoni terakhir pada Mei 2022 dan mulai diproduksi massal sejak akhir Mei 2022. Kalau ditotal sekitar 2 tahun termasuk dengan ada masa vakumnya kemarin. Harga jual saat ini adalah Rp. 20.000/cup. Semoga kedepan dengan bertambahnya volume produksi, biaya produksi juga bisa diminimalisir, sehingga harga bisa diperhitungkan kembali," ujarnya. 


Proses produksi dimulai dengan seleksi atau pemilihan bahan baku seperti daun pakis, daun singkil, dan sayur lainnya harus dalam kondisi segar. Pemilihan bahan untuk bumbu ada kriteria tertentu, yaitu kualitas yang baik dan bebas dari cemaran. 

Langkah kedua, proses persiapan sayuran kering yang dilakukan melalui proses pengeringan, tahap ke tiga adalah pembuatan bumbu dan tahap ke 4 pengemasan. 


Lebuh lanjut ia menambahkan terdapat dua jenis bumbu untuk Bubor Paddas Instant yaitu bumbu basah dan bumbu kering, dan terdapat sayuran yang dikeringkan. 


"Bumbu terdiri dari dua jenis, yaitu bumbu basah dan kering. bumbu basah terdiri dari daun kunyit dan kesum. Bumbu kering adalah beras dan kelapa. Sayuran kering terdiri dari daun midding/pakis, daun singkil, daun katuk, jagung, ubi jalar, kubis, dan wortel," kata Rozana. 


Ia menuturkan saat ini masih diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk menjangkau wilayah pemasaran yang lebih luas agar menjadi media promosi kebudayaan Kabupaten Sambas dan kedepannya akan dibuat variasi lagi untuk makanan khas Kabupaten Sambas yang lainnya. 


"Produk bubur pedas tentunya masih memerlukan pengembangan lebih lanjut, agar benar-benar bisa menjangkau wilayah pemasaran yang lebih luas, serta bisa menjadi media promosi terkait kebudayaan Kabupaten Sambas. 


Kedepan kita akan membuat variasi bubur pedas, yang benar-benar mencirikan masyarakat Melayu di kabupaten sambas. 

Makanan khas yang lain juga berpotensi untuk dilakukan proses rekayasa, agar ikon kuliner kabupaten sambas dapat dinikmati secara luas," pungkas Dosen Poltesa yang saat ini juga sedang menempuh pendidikan S3 di IPB. (Sai)

Share:
Komentar

Berita Terkini