Berharap Bupati Terpilih Tak Tergiur Pimpin Parpol

Editor: Admin author photo

Foto : Aan Sumantri

Kabarsambas.com-Pelaksanaan pilkada Kabupaten Sambas pun telah berakhir dan masyarakat kabupaten Sambas telah memilih pasangan H. Satono, S.SosI, MH dan Fahrur Rofi (SAFAR)



Mengingat dengan diberlakukannya UU Nomor 10 tahun 2016 perubahan dari UU Nomor 1 tahun 2015 tentang pemungutan suara serentak nasional pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati Wakil, Walikota/Wakil Walikota dilaksanakan Tahun 2024. Maka untuk periodesasi pasangan SAFAR dalam menunaikan janji janji di masa kampanye hanya kurang lebih 3 tahun. 



Untuk itu, Sekertaris Lembaga Pengembangan Masyarakat Pedesaan, Aan Sumantri berharap pasangan safar fokus dalam menjalankan roda pemerintahan agar visi misi Sambas Berkemajuan dapat tercapai dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat kabupaten Sambas meningkat.



"Ya, berkaca pada dua periode pasca Pilkada di Sambas Bupati terpilih menjadi figur yang sangat diharapkan oleh partai politik untuk mendongkrak popularitas partai dengan menjadikan Bupati terpilih sebagai ketua umum partai politik," tuturnya.



Oleh karenanya pada figur H. Satono ini diharapkan tidak tergiur untuk memimpin partai politik di kabupaten Sambas. sehingga lebih fokus menjalankan roda pemerintahan.



"Meskipun langkah tersebut telah diambil oleh wakil bupati terpilih yang menjadi Ketua DPD PAN kabupaten Sambas. Memang secara aturan tidak ada larangan bagi bupati/wakil bupati untuk menjadi ketua sebuah partai politik," ujarnya.



Jangan sampai demi untuk mengamankan tiket pencalonan di periode ke dua Bupati terpilih tergiur terhadap tawaran memimpin partai. Kerna jika fokus menunaikan janji janji kampanye secara otomatis simpati masyarakat akan tetap memilih Pasangan petahana. Kalaupun tidak dipinang partai politik, bagi petahana sangat mudah untuk calon melalui jalur independen.



"Posisi sebagai non partai sebagai bupati dinilai lebih efektif untuk melakukan komunikasi politik baik pada level daerah maupun nasional. Kerna dikhawatirkan jika memimpin partai politik bupati larut dalam dinamika partai dan fokus membesarkan partai, sehingga simbol-simbol partai selalu yang didepan kan dalam pembangunan," Pungkasnya. (Sai)


Share:
Komentar

Berita Terkini