Pendaftar Program Bantuan Usaha Mikro Membludak

Editor: Admin author photo

ket: Petugas saat melayani pendaftaran BPUM yang membludak. Selasa (10/11/2020) di dinas koperasi, usaha kecil, menengah, perindustrian dan perdagangan kabupaten Sambas.

Kabarsambas.com-Pendaftar Program Bantuan Usaha Mikro (PBUM) Produktif dari Kementerian Koperasi dan UMK Tahap kedua terus membludak.


Masyarakat tampak berduyun-duyun mendatangi dinas Koperasi usaha kecil, menengah, perindustrian dan perdagangan kabupaten Sambas untuk melakukan proses pendaftaran. Selasa (10/11/2020)


Kadis Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Peradangan (Diskumindag) Kabupaten Sambas, Ir. Musanif mengatakan masyarakat yang mendaftar ke pihak perhari bisa mencapai delapan ratus pendaftar yang langsung datang ke kantor Diskumindag Sambas.


"Ya, pendaftar bisa mencapai delapan ratusan perhari, untuk seleksinya langsung dilakukan oleh pemerintah pusat sementara pemerintah kabupaten hanya mengusulkan saja," katanya.


Musanif menambah untuk kuota juga tergantung pemerintah pusat apabila kuota sudah penuh maka program ini tidak dibuka lagi.


"Kita berharap bagi pelaku UMKM yang sudah mendapatkan bantuan dapat memanfaatkan sebaik mungkin agar usahanya bisa mengalami perkembangan," ujarnya.


Situasi Pendemi Covid-19 ditambahkan musanif tentu menyulitkan pelaku UMKM maka dengan adanya bantuan ini semoga usaha-usaha kecil tersebut dapat terus bertahan.

 

"Selama proses pendaftaran ini Pihaknya tidak memungut biaya, dah proses pendaftaran juga tetap melakukan protokol Kesehatan," tutupnya.


Salah satu pendaftar program bantuan usaha mikro (PBUM) Produktif saat melakukan pendaftaran Supriadi berharap dapat lolos dan mendapatkan bantuan untuk lebih mengembangkan usaha produksi tempenya.


"Saya berharap dapat lolos sehingga bisa menambah modal untuk produksi usaha tempe saya," ujarnya.


Warga desa sungai nyirih kecamatan jawai ini mengaku sejak tahun 2009 telah berusaha sebagai produksi tempe dan selama pendemi Covid-19 pendapatan usahanya mengalami penurunan drastis.


"Saya sangat merasakan dampak dari Pendemi Covid-19, masyarakat yang membeli tempe saya menjadi sepi," ungkapnya.


Hal ini diperparah dengan sekolah-sekolah yang libur dikarenakan pelanggan-pelanggan yang membeli tempe produksinya adalah kantin-kantin sekolah.


"Banyak pelanggan saya adalah kantin-kantin sekolah, maka saat sekolah libur mereka tidak berjualan sehingga tidak membeli tempe buatan saya," pungkasnya. (Sai)

Share:
Komentar

Berita Terkini